Selamat Datang di Ponpes Al Falah Kebonkalapa Online...

Keluarga Besar Ponpes Al Falah Kebonkalapa Mengucapkan

Keluarga Besar  Ponpes Al Falah Kebonkalapa  Mengucapkan

Minggu, 22 Juli 2012

Tips Agar Tetap Bugar di Bulan Puasa

Minum air putih
Sekitar 80 persen tubuh terdiri dari air. Oleh karena itu, mengkonsumsi air merupakan hal yang paling penting saat makan sahur. Memulai puasa dengan mengisi tubuh dengan cairan yang cukup merupakan langkah yang baik. Selain itu, Anda juga bisa terhindar dari dehidrasi.

Perbanyak konsumsi makanan mengandung serat

Serat banyak terkandung dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Jadi disarankan agar memperbanyak buah dan sayur. Selain itu, buah dan sayur dapat menahan rasa lapar lebih tahan lama karena tubuh memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencerna makanan yang mengandung serat.

Konsumsi karbohidrat kompleks
Jenis makanan ini terdapat pada roti gandum, nasi merah, jagung, singkong, oatmeal, dan ubi. Makanan jenis ini mengandung kadar gula yang rendah dan bisa membuat kita kenyang lebih lama hingga enam jam.

Konsumsi makanan dengan gizi seimbang

Meski hanya menu sederhana sat sahur, tetapi jangan lupa untuk tetap memperhatikan kandungan gizinya. Usahakan makanan yng kita konsumsi mengandung gizi seimbang dan lengkap seperti lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kalau enggak memungkinkan untuk mengkonsumsi semuanya,atau Anda juga bisa menggantinya dengan minum suplemen makanan.

Hindari makanan manis
Banyak mengkonsumsi makanan manis pada saat sahur bisa membuat perut cepat lapar saat di siang hari. Makanan manis akan membuat tubuh melepaskan insulin dengan cepat sehingga memicu rasa lapar. Fungsi insulin adalah memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Selain itu, makanan yang manis hanya bisa bertahan selama dua jam setelah dimakan.

Kurangi mengonsumsi kopi dan teh.

Buat Anda yang gemar minum kopi dan teh, sebaiknya hindari kedua jenis minuman ini pada bulan puasa, terutama saat sahur. Zat yang terkandung pada kopi dan teh dapat meningkatkan produksi air seni dan mengeluarkan zat-zat mineral dalam tubuh yang diperlukan.

Mengurangi konsumsi gorengan.
Hindari gorengan saat sahur karena sel darah akan mudah menggumpal. Jika hal ini terjadi bisa menyebabkan berkurangnya aliran oksigen pada tubuh sekitar 20 persen yang bisa membuat mengantuk pada siang hari.

Sumber: VIVAnews

Jumat, 20 Juli 2012

Renungan Ramadhan

Oleh Dr A Ilyas Ismail

Seperti dimaklumi, puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa sebagai proses penyegaran kembali (rejuvenation), baik fisik, mental, maupun spiritual. Ibadah ini bila dilaksanakan dengan benar dan dengan sikap batin yang kuat serta tulus karena Allah (imanan wa ihtisaban), maka ia dapat mengantar pelakunya meraih derajat takwa. (QS Al-Baqarah [2]: 183).

Namun, untuk mencapai kualitas ini, seorang muslim mesti menjalankan puasa, tidak saja puasa lahir, tetapi juga puasa batin. Puasa lahir, seperti diajarkan oleh para ahli fikih, ialah menahan diri (al-imsak) dari makan dan minum, serta melakukan hubungan suami-isteri dari terbit fajar hingga matahari terbenam dengan niat karena Allah.

Sedangkan puasa batin, seperti diajarkan oleh para sufi, ialah menahan diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah, bahkan menahan diri dari apa pun yang akan memalingkan manusia dari mengingat Allah. Horizon tertinggi dari puasa batin (internal fasting), menurut Imam Ghazali, juga menurut Kess Waaijman, dalam Spirituality: form, foundation, method (2002), adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Yang Terkasih (God is the Beloved One). Puasa batin mengantar manusia mencapai esensi Islam, yaitu berserah diri secara total kepada Allah SWT (total surrender to god).

Dalam buku Asrar al-Shaum, al-Ghazali menetapkan enam rukun yang bersifat moral dan spiritual, agar puasa batin dapat mencapai sasarannya, yaitu sah (al-shihhah) dan diterima Allah (al-maqbul). Pertama, mensucikan pandangan (shaum al-bashar) dari segala hal yang dilarang oleh Allah. Pandangan itu berbahaya karena ia seringkali menjadi titik awal keburukan. Kata Nabi, pandangan itu merupakan salah satu anak panah Iblis (sahmun min sihami Iblis). (HR Hakim dari Hudzaifah ibn al-Yaman).

Kedua, menyucikan lisan atau perkataan (shaum al-lisan) dari dusta, gosip, dan adu domba. “Jangan berkata kotor dan jangan berbuat jahil.” (HR Bukahari dan Muslim). Orang yang berpuasa, demikian al-Ghazali, lebih baik diam (al-sukut), lalu banyak zikir, dan baca Alquran.

Ketiga, menyucikan pendengaran alias tutup telinga (shaum al-sam`) dari perkatan dusta dan kebohongan. Orang yang mendengar kebohongan sama buruknya dengan orang yang mengatakannya. Dalam Alquran, pendengar kebohongan disamakan dengan pemakan riba atau suap (QS al-Maidah [5]: 42 dan 63).

Keempat, menyucikan anggota tubuh yang lain (shaum baqiyat al-jawarih), seperti tangan, kaki, dan organ tubuh yang lain, serta mensucikan diri dari makan dan minum barang haram. Kelima, mengurangi makan yang terlalu kenyang. Sebab, hal demikian bertentangan dengan salah satu tujuan puasa, yaitu melepaskan diri dari kendali syahwat perut. Keenam, cemas, tetapi tetap penuh harap (optimistis) bahwa ibadah puasa yang dilakukan diterima oleh Allah SWT.

Semoga kita tak hanya puasa lahir, tetapi juga puasa batin. Dengan begitu, puasa betul-betul menjadi penyembuh yang cespleng (infallible remedy) untuk kebugaran kita, baik fisik, psikis, maupun mental dan spiritual. Wallahu a`lam.

Sumber: http://ratnawatiutami.wordpress.com